UPS 1 Fasa 220 volt / 50 Hz ( Topologi Push Pull )
UPS 1 FASA MENGGUNAKAN
PUSH PULL INVERTER
Artikel
Diajukan
kepada
Universitas
Negeri Malang
untuk
memenuhi tugas besar matakuliah
Elektronika Daya
dibuat oleh :
Bustanul Arifin (100531302369)
Habieb Nur Atmojo (100531302358)
Ade Putro E.A. C (100531302362)
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM
STUDI D3 TEKNIK ELEKTRO
NOVEMBER
2011
I.
Pendahuluan
1.1 Latar
belakang
Pada dasarnya Unintemrptible Power Supply (UPS) merupakan sumber tenaga
alternatif sementara yang
menggantikan suplai tenaga listrik ulama dalam
hal ini sumber lisrik PLN. IJPS
sendiri merupakan sebuah
sistem yang berdiri
sendiri terhadap sistem suplai
tenaga listrik PLN. IJPS diharapkan
rulmpu melindungi peralatan
liSrik yang kritis terhadap gangguan
suplai tegangan listrik.
Permasalahan yang
timbul dalam LIPS pada umumnya adalah tidak sinkronnya UPS dengan
tegangan jala-jala- Ketika
tegangan jala- jala mengalami
Epnggpan dan tedadi pmadamaa tegangan
IIPS yang tidak sinkron dengan
tegangan jala-jala menyebabkan terjadinla
Frges€ran fasa pada tegaxgan 1'ang diterima oleh peralaan
listrik. Keadaan ini akan
terjadi lagi ketika terjadi
pergantian suplai tegangan saat
tegangan jala-jala hidup dan LJPS
kembali sebagai edangan.
Salah
satu contoh aplikasi IJPS lang
singkron terhadap tegangan jala-jala di indusri adalah
pemanfaatan UPS untuk mensuplai rangkaian trigger dari
kowerter besar sepeni AC Variable Sped
Drive. LIPS tersebut digunakan
unhrk menghindari kegagalan
operasi VSD apabila terjadi tegangan
dip (tegangan turun dalam rvaktu
yang sangat singkat).
1.2 Rumusan
masalah
Berdasarkan latar belakang masalah popko
dijabarkan sebagai berikut :
1. Bagaimana
cara merancang UPS 1 fasa menggunakan topologi Push Pull Inverter ?
2. Bagaimana
cara merakit UPS 2 fasa menggunakan Push Pull inverter ?
3. Bagaiamana
cara pengujian UPS 1 fasa menggunakan Push Pull inverter ?
1.3 Batasan
masalah
Batasan masalah UPS 1 fasa menggunakan
1topologi Push Pull adalah sebagai berikut :
1. Suplai
yang digunakan adalah tegangan AC 1 fasa 220V 50Hz.
2. Inverter yang digunakan yaitu inverter resonan seri
topologi Push Pull dengan komponen
pensaklaran berupa MOSFET.
3. Rangakaian
kontrol menggunakan IC 4047.
4. Alat
ini digunakan frekuensi 50 HZ
5. Alat ini
digunakan pada tengangan input 12 Volt DC dan menghasilkan tegangan output 220
Volt AC.
1.4 Tujuan
penelitian
Tujuan dari tugas akhir ini adalah
1. Mengetahui
cara merancang UPS 1 fasa menggunakan topologi Push pull.
2. Mengetahuai
cara merakit UPS push pull 1 fasa.
II.
Dasar
teori
2.1. Pengertian
Umum Inverter
Inverter adalah sebuah perangkat
elektronik yang mengubah tegangan AC tiga fasa dari jala-jala (berfrekuensi 50
Hz atau 60 Hz) menjadi tegangan DC, kemudian mengubahnya kembali menjadi
tegangan AC tiga fasa dengan frekuensi yang bisa diatur-atur sesuai keinginan
pengguna/user.
Salah satu aplikasi Inverter
dalam dunia keelektroteknikan adalah untuk mengendalikan kecepatan putaran
motor AC. Contohnya pada sistem ban berjalan (conveyor belt) Seperti yang kita
ketahui bahwa kecepatan putaran motor AC dapat dikendalikan dengan mengatur
frekuensi dari tegangan AC yang menjadi sumbernya. Pada gambar di atas, dapat
dilihat bahwa PLC mengendalikan Inverter dalam menghasilkan tegangan AC dengan
frekuensi yang dinginkan.
Biasanya frekuensi tegangan AC
output Inverter komersial dapat dikendalikan dengan menggunakan sinyal tegangan
atau sinyal arus eksternal. Oleh karena itu, Slave Output Analog PLC yang dapat
menghasilkan sinyal arus, dapat digunakan untuk mengendalikan Inverter dalam
menghasilkan tegangan AC dengan frekuensi yang diinginkan.
2.2. Bagian – Bagian Inverter
Komponen utama sebuah Inverter dalam pengoprasiannya, yaitu : Catu
daya, picu (pwm), topologi elda, transformator step up, dan akumulator.
2.2.1.
Catu Daya
Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai
arus searah DC (direct current) yang stabil agar dapat bekerja dengan
baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya DC yang paling baik. Namun
untuk aplikasi yang membutuhkan catu daya lebih besar, sumber dari baterai
tidak cukup. Sumber catu daya yang besar adalah sumber bolak-balik AC (alternating
current) dari pembangkit tenaga listrik. Untuk itu diperlukan suatu
perangkat catu daya yang dapat mengubah arus AC menjadi DC. Pada tulisan kali
ini disajikan prinsip rangkaian catu daya (power supply) linier mulai
dari angkaian penyearah yang paling sederhana sampai pada catu daya yang
ter-regulasi.
Gambar 2.2 Rangkaian Penyearah
Gelombang Penuh dengan Filter C
2.2.2.
Pulse Width Modulation (PWM)
Pulse width modulasi (PWM), atau pulsa-modulasi
durasi (PDM), adalah teknik umum digunakan untuk mengendalikan daya
ke perangkat listrik inersia, dibuat praktis oleh modern, switch daya
elektronik.
Nilai rata-rata
tegangan dan arus diumpankan ke beban, dikendalikan dengan memutar saklar antara
pasokan dan beban on dan off pada kecepatan yang cepat. Semakin lama
saklar tersebut dibandingkan dengan periode off, semakin tinggi daya yang
disediakan untuk beban.
Frekuensi switching
PWM harus jauh lebih cepat daripada apa yang akan mempengaruhi beban, yang
berarti perangkat yang menggunakan daya. Biasanya switchings harus
dilakukan beberapa kali dalam satu menit kompor listrik, 120 Hz di lampu redup, dari beberapa kilohertz
(kHz) untuk puluhan kHz untuk drive motor dan juga ke dalam puluhan atau
ratusan kHz dalam amplifier audio dan komputer pasokan listrik.
Istilah siklus menggambarkan proporsi waktu 'on' ke interval reguler atau
'periode' waktu, sebuah siklus tugas rendah sesuai dengan daya rendah, karena
daya dimatikan untuk sebagian besar waktu. Siklus dinyatakan dalam persen,
100% sepenuhnya pada.
Keuntungan utama
dari PWM adalah bahwa daya yang hilang dalam perangkat switching sangat
rendah. Ketika switch off praktis tidak ada saat ini, dan ketika itu
aktif, hampir tidak ada jatuh tegangan saklar. Daya yang hilang, sebagai
produk dari tegangan dan arus, dengan demikian dalam kedua kasus mendekati
nol. PWM juga bekerja dengan baik dengan kontrol digital, yang, karena
mereka pada alam / off, dengan mudah dapat mengatur siklus diperlukan.
PWM juga telah
digunakan dalam beberapa sistem komunikasi di mana siklus tugasnya telah digunakan
untuk menyampaikan informasi melalui saluran komunikasi.
2.2.3. Topologi Elda
Topologi elda yang digunakan adalah jenis
push pull. Rangkaian ini menggunakan 4 buah MOSFET atau BJT.
Gambar : pemicuan topologi push
pull
Dalam
rangakian diatas adalah rangkaian topologi dasar dalam push pull, ini bekerja
dengan cara pemicuan dari PWM. Secara
sederhana prinsip kerja
inverter dapat
dijelaskan
pada gambar 2.14 berikut ini:
Gambar 2.6 (a) Prinsip kerja
inverter.
Dengan menutup
S1 maka arus
yang mengalir ke trafo
adalah I1, sedangkan pada
saat menutupnya S2 (S1
buka) maka yang
mengalir adalah I2. Selanjutnya
dengan mengulang-ulang
proses diatas maka
akan dihasilkan tegangan bolak-balik
(AC) yang kemudian
tegangannya dinaikkan dengan transformator.
2.2.4.
Transformator
Prinsip
dasar suatu transformator adalah induksi bersama (mutual induction) antara dua
rangkaian yang dihubungkan oleh fluks magnet. Dalam bentuk yang sederhana,
transformator terdiri dari dua buah kumparan induksi yang secara listrik
terpisah tetapi secara magnet dihubungkan oleh suatu path yang mempunyai
relaktansi yang rendah.
Kedua
kumparan tersebut mempunyai mutual induction yang tinggi. Jika salah satu
kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, fluks bolak-balik
timbul di dalam inti besi yang dihubungkan dengan kumparan yang lain
menyebabkan atau menimbulkan ggl (gaya gerak listrik) induksi ( sesuai dengan
induksi elektromagnet) dari hukum faraday, Bila arus bolak balik mengalir pada
induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik (ggl).
Gambar 2.4 Arah fluksi pada transformator
2.2.5.
Akumulator
Akumulator (accu, aki)
adalah sebuah alat yang dapat menyimpan energi (umumnya energi listrik) dalam bentuk energi kimia. Contoh-contoh akumulator
adalah baterai dan kapasitor.
Pada umumnya
di Indonesia, kata akumulator (sebagai aki atau accu) hanya dimengerti sebagai
"baterai" mobil. Sedangkan di bahasa Inggris, kata akumulator dapat mengacu kepadabaterai, kapasitor, kompulsator, dan lain lain.
Di dalam standar
internasional setiap satu cell akumulator memiliki tegangan sebesar 2 volt.
sehingga aki 12 volt, memiliki 6 cell sedangkan aki 24 volt memiliki 12 cell. Aki
merupakan sel yang banyak kita jumpai karena banyak digunakan pada sepeda motor
maupun mobil. Aki temasuk sel sekunder, karena selain menghasilkan arus
listrik, aki juga dapat diisi arus listrik kembali. secara sederhana aki
merupakan sel yang terdiri dari elektrode Pb sebagai anode dan PbO2 sebagai katode
dengan elektrolit H2SO4.
2.3. Charger
Gambar
: rangkaian charger
Relay adalah suatu peranti yang menggunakan elektromagnet
untuk mengoperasikan seperangkat kontak saklar. Susunan paling sederhana
terdiri dari kumparan kawat penghantar yang dililit pada inti besi. Bila
kumparan ini dienergikan, medan magnet yang terbentuk menarik armatur berporos
yang digunakan sebagai pengungkit mekanisme sakelar. Bagian-bagian Relay adalah Coil dan Contact. Coil
adalah gulungan kawat yang mendapat arus listrik, sedang Contact adalah
sejenis saklar yang pergerakannya awal sebelum diaktifkan open, dan Normally
Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close).
Prinsip kerja dari relay : ketika Coil mendapat
energi listrik maka akan timbul gaya elektromagnet yang akan menarik armature
yang berpegas, dan contact akan menutup. Selain berfungsi sebagai
komponen elektronik, relay juga mempunyai fungsi sebagai pengendali
sistem.
Gambar
2.14 Skema Relay Elektromekanik
Sumber : Kilian, Christopher
T, Modern Control Technology, (West Publishing Co : 1996)
Relay
terdiri
dari coil dan contact. Perhatikan gambar 2.15, coil adalah
gulungan kawat yang mendapat arus listrik, sedang contact adalah sejenis
saklar yang pergerakannya awal sebelum diaktifkan open), dan Normally
Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close). Secara sederhana
berikut ini prinsip kerja dari relay : ketika Coil mendapat
energi listrik (energized), akan timbul gaya elektromagnet yang akan
menarik armature yang berpegas, dan contact akan menutup. Selain
berfungsi sebagai komponen elektronik, relay juga mempunyai fungsi
sebagai pengendali sistem. Sehingga relay mempunyai 2 macam simbol yang
digunakan pada rangkaian listrik (hardware) dan program (software).
Relay
yang digunakan adalah relay merk OMRON dengan tegangan input maksimal adalah 12
VDC, arus maksimal 1 A, tegangan kontak maksimal 120 VAC dan 24 VDC. relay ini
dipakai karena arus yang menggalir adalah 1 A dengan tegangan sebesar 12 VDC.
III.
Perancangan
alat
Metode
rancangan adalah bagian yang akan membahas tentag proses perencanaan pembuataan
Push Pull inverter.
Secara
block, UPS 1 fasa menggunakan Push pull inverter adalah sebagai berikut :
Gambar : 3.1 Diagram Kerja dari rangakain
Proses
kerja rangakaian yaitu pada permulaan pengoprasian yaitu sebagai berikut :
3.1 rangakain
kontrol IC 4047
Inverter dirancang untuk
frekuensi 10 kHz – 200 kHz. Untuk
itu ditentukan nilai R dan C
untuk osilator menggunakan persamaan
(2.1). Nilai C yang digunakan
sebesar 1200 pF, kemudian nilai R dicari dengan persamaan:
Dari perhitungan diatas, agar frekuensi bisa diatur maka digunakan potensiometer
dengan 20 k Ω, dan R 1k Ω.
Gambar 3.2 :
rangakain minimum sistem UPS
3.2 perancangan
inverter
1. Menetukan
spesifikasi inverter yang akan dirancang. Inverter resonan seri yang dirancang
memiliki spesifikasi sebagai berikut:
-.
Bekerja pada tegangan sumber 220 Volt AC 50 Hz.
- Daya maksimal 100 watt.-
2. Menentukan
MOSFET yang digunakan
Dalam menentukan MOSFET, hal yang perlu
diperhatikan :
-
Tegangan Kerja
Tegangan keluaran penyearah jembatan adalah 12 V DC dan akan
langsung diinverting sehingga MOSFET
harus bisa menahan tegangan sebesar ini.
3.3 komponen
– komponen yang dibutuhkan
Komponen-komponen yang dibutuhkan
dalam pembuatan alat UPS menggunakan Push Pull Inverter 450 W antara lain : (a)
Rangkaian IC 4047 sebagai pemicu utama. (b) Rangakaian charger otomatis
digunakan untuk melakukan pengisian ACU.(c)Relay berfungsi sebagai saklar
otomatis saat pengisian ACU dan penyalaana inverter jika lampu mati.
(d)Transformator digunakana untuk menaikkan tegangan dan menurunkan
tegangan.(e)lampu berfungsi sebagai beban pada alat.(f) kabel berfungsi sebagai
penghubung antar saluran. (g) pendingin berfungsi sebagai pembuang panas pada
MOSFET.(h) Kapasitor berfungsi sebagai penyimpan tegangan sementara.(i)
Resistor digunakan sebagai pembatas jumlah arus yang mengalir dalam suatu
rangkaian.
3.4 Pembuatan
Alat
Setelah perencanaan alat selanjutnya adalah pembuatan alat. Dalam tahap
pembuatan alat ini adalah penerapan dari perencanaan alat yang proses-proses
pembuatan UPS 1 fasa menggunakan Push Pull inverter sebagai berikut: (a)Merancang
rangkaian, (b)menyablon rangakaian pada PCB, (c)Pengeburan pada PCB,
(d)pelarutan PCB pada cairan feriklorit,(e)pelaksanaan rangakain komponen, (f)
pemasangan komponen pada PCB,
IV. HASIL DAN ANALISIS
Setelah dilakukan pembuatan
alat maka langkah selanjutnya adalah pengujian alat berupa pegecekkan setiap
bagian-bagian rangkaian apakah rangkaian tersebut dapat bekerja sesuai dengan
yang diinginkan atau tidak. Sebelum melakukan pengujian alat, langkah yang
harus dilakukan adalah mengetahui proses.
Pengujian dan analisa yang
dilakukan dalam Tugas Akhir ini adalah pengujian terhadap hardware
dan pada sistem secara keseluruhan.
3.5 Pengujian
Tegangan keluaran
Dalam
pengujian tegangan, tegangan yang dihasilkan setelah keluar dari transformator
adalah sebesar 275 volt AC tanpa beban.
3.6 Pengujian
Beban yang diberikan
Dalam pengujian tegangan tanpa beban teganagn
keluaran yang dihasilkan sebesar 275 dan tegangan keluaran setelah diberi beban
dalam pengukuran menggunakan AVO menghasilkan tegangan 80 volt AC (dengan beban
75 watt).
IV.
Kesimpulan
Berdasarkan perancangan, pengujian dan
analisa yang telah dilakukan pada alat ini, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1.
Bahwa dengan menggunakan transformator di
pasaran kita dapat membuat UPS minimun yang tidak terlalu mahal dan alat serta
komponen juga mudah didapat dipasaran.
2.
Inverter frekuensi tinggi yang dirancang
memiliki tegangan input 220 V 50 Hz dengan tegangan keluaran DC 12 V dengan
frekuensi 10 kHz hingga 200 kHz. Rangkaian pemicuan menggunakan IC 4047.
3.
Tegangan setelah keluar dari tranformator
tegangan yang dihasilkan sangat besar, dan setelah diberi beban tegangan turun.
Gambar
rangkaian minimum sistem UPS 1 fasa push pull
Gambar
rangkaian UPS 1 fasa push pull
Gambar
hasil alat inverter Push Pull
Gamabar
hasil alat charger
Gambar rangkaian charger
Gambar rangkaian Inverter Push pull
salam sy nk taye litar UPS 1 FASA MENGGUNAKAN PUSH PULL INVERTER,,guna software untuk buat litar ini..
BalasHapusbagaimana agar tegangan output tidak turun setelah diberi beban?
BalasHapus