Makalah Trafomator Tiga Fasa
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Transformator atau
transformer atau trafo adalah komponen elektromagnet yang
dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke
taraf yang lain. Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang
idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik
ini menginduksikan GGL dalam
lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua daya pada lilitan primer akan
dilimpahkan ke lilitan sekunder.
Transformator
3 fasa pada dasarnya merupakan Transformator 1 fasa yang disusun menjadi 3 buah
dan mempunyai 2 belitan, yaitu belitan primer dan belitan sekunder. Ada dua
metode utama untuk menghubungkan belitan primer yaitu hubungan segitiga dan
bintang (delta dan wye). Sedangkan pada belitan sekundernya dapat dihubungkan
secara segitiga, bintang dan zig-zag (Delta, Wye dan Zig-zag). Ada juga
hubungan dalam bentuk khusus yaitu hubungan open-delta (VV connection)
1.2
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini masalah yang
akan dibahas adalah mengenai:
-
Konfigurasi Hubungan Belitan Transformator 3 Fasa.
1.3
Tujuan
Mengetahui konfigurasi hubungan belitan transformator 3
fasa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konfigurasi Hubungan Belitan Transformator 3 Fasa
2.1.1 Transformator hubungan segitiga-segitiga (delta-delta)
Gambar
1. Hubungan delta-delta (segitiga-segitiga).
Pada
gambar 1 baik belitan primer dan sekunder dihubungkan secara delta. Belitan
primer terminal 1U, 1V dan 1W dihubungkan dengan suplai tegangan 3 fasa.
Sedangkan belitan sekunder terminal 2U, 2V dan 2W disambungkan dengan sisi
beban. Pada hubungan Delta (segitiga) tidak ada titik netral, yang diperoleh
ketiganya merupakan tegangan line ke line, yaitu L1, L2 dan L3.
Dalam
hubungan delta-delta (lihat gambar 1), tegangan pada sisi primer (sisi masukan)
dan sisi sekunder (sisi keluaran) adalah dalam satu fasa. Dan pada aplikasinya
(lihat gambar 2), jika beban imbang dihubungkan ke saluran 1-2-3, maka hasil
arus keluaran adalah sama besarnya. Hal ini menghasilkan arus line imbang dalam
saluran masukan A-B-C. Seperti dalam beberapa hubungan delta, bahwa arus line
adalah 1,73 kali lebih besar dari masing-masing arus Ip (arus primer) dan Is
(arus sekunder) yang mengalir dalam lilitan primer dan sekunder. Power rating
untuk transformator 3 fasa adalah 3 kali rating transformator tunggal.
Gambar
2. Diagram Hubungan Delta-Delta Transformator 3 Fasa Dihubungkan Pembangkit
Listrik dan Beban (Load)
2.1.2 Transformator hubungan bintang-bintang
Gambar
3. Hubungan Belitan Bintang-bintang
Ketika
transformator dihubungkan secara bintang-bintang, yang perlu diperhatikan
adalah mencegah penyimpangan dari tegangan line ke netral (fase ke netral).
Cara untuk mencegah menyimpangan adalah menghubungkan netral untuk primer ke
netral sumber yang biasanya dengan cara ditanahkan (ground), seperti
ditunjukkan pada Gambar 4. Cara lain
adalah dengan menyediakan setiap transformator dengan lilitan ke tiga, yang
disebut lilitan ” tertiary”. Lilitan tertiary untuk tiga transformator
dihubungkan secara delta seperti ditunjukkan pada Gambar 5, yang sering
menyediakan cabang yang melalui tegangan dimana transformator dipasang. Tidak
ada beda fasa antara tegangan line transmisi masukan dan keluaran (primer &
sekunder) untuk transformator yang dihubungkan bintang-bintang.
2.1.3 Transformator hubungan segitiga-bintang
Pada
hubungan segitiga-bintang (delta-wye), tegangan yang melalui setiap lilitan
primer adalah sama dengan tegangan line masukan. Tegangan saluran keluaran adalah
sama dengan 1,73 kali tegangan sekunder yang melalui setiap transformator. Arus
line pada phasa A, B dan C adalah 1,73 kali arus pada lilitan sekunder. Arus
line pada fasa 1, 2 dan 3 adalah sama dengan arus pada lilitan sekunder
Gambar 6. Hubungan Segitiga-Bintang (Delta-wye)
Hubungan
delta-bintang menghasilkan beda fasa 30° antara tegangan saluran masukan dan
saluran transmisi keluaran. Maka dari itu, tegangan line keluaran E12 adalah
30° mendahului tegangan line masukan EAB, seperti dapat dilihat dari diagram
phasor. Jika saluran keluaran memasuki kelompok beban terisolasi, beda fasanya
tidak masalah. Tetapi jika saluran dihubungkan paralel dengan saluran masukan
dengan sumber lain, beda phasa 30° mungkin akan membuat hubungan paralel tidak
memungkinkan, sekalipun jika saluran tegangannya sebaliknya identik.
Keuntungan
penting dari hubungan bintang adalah bahwa akan menghasilkan banyak
isolasi/penyekatan yang dihasilkan di dalam transformator. Lilitan HV (high Voltage/tegangan tinggi)
telah diisolasi/dipisahkan hanya 1/1,73 atau 58% dari tegangan saluran.
Gambar
8. Skema Diagram Hubungan Delta-Bintang dan Diagram Phasor
2.1.4 Transformator hubungan segitiga terbuka (open-delta)
Hubungan
open-delta ini untuk merubah tegangan sistem 3 fasa dengan menggunakan hanya 2
transformator yang dihubungkan secara open–delta. Rangkaian open–delta adalah
identik dengan rangkaian delta–delta, kecuali bahwa satu transformer tidak ada.
Bagaimanapun, hubungan open-delta jarang digunakan sebab hanya mampu dibebani
sebesar 86.6% (0,577 x 3 x rating trafo) dari kapasitas transformator yang
terpasang.
Gambar
7. Hubungan Open Delta.
Sebagai
contoh, jika 2 transformator 50 kVA dihubungkan secara open–delta, kapasitas
transformator bank yang terpasang adalah jelas 2x50 = 100kVA. karen terhubung
open-delta, maka transformator hanya dapat dibebani 86.6 kVA sebelum
transformator mulai menjadi overheat (panas berlebih). Hubungan open–delta
utamanya digunakan dalam situasi darurat. Maka, jika 3 transformator dihubungkan
secara delta–delta dan salah satunya rusak dan harus diperbaiki/dipindahkan,
maka hal ini memungkinkan
2.1.5 Transformator hubungan Zig-zag
Transformator
dengan hubungan Zig-zag memiliki ciri khusus, yaitu belitan primer memiliki
tiga belitan, belitan sekunder memiliki enam belitan dan biasa digunakan untuk
beban yang tidak seimbang (asimetris) - artinya beban antar fasa tidak sama,
ada yang lebih besar atau lebih kecil
Gambar
9. Hubungan Bintang-zigzag (Yzn5)
Gambar
9 menunjukkan belitan primer 20 KV terhubung dalam bintang L1, L2 dan L3 tanpa
netral N dan belitan sekunder 400 V merupakan hubungan Zig-zag dimana hubungan
dari enam belitan sekunder saling menyilang satu dengan lainnya. Saat beban
terhubung dgn phasa U dan N arus sekunder I2 mengalir melalui belitan phasa
phasa U dan phasa S. Bentuk vektor tegangan Zig-zag garis tegangan bukan garis
lurus,tetapi bergeser dengan sudut 60°.
BAB III
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan ini,
maka disimpulkan bahwa konfigurasi hubungan motor listrik 3 fasa antara lain:
·
Transformator hubungan segitiga-segitiga (delta-delta)
·
Transformator hubungan bintang-bintang (star-star)
·
Transformator hubungan segitiga-bintang (delta-star)
·
Transformator hubungan segitiga terbuka (open star)
·
Transformator hubungan zig-zag
1.2
Saran
Sebagai manusia biasa kita tidak perlah luput dari
salah dan dosa maka dari itu segala keputusan bisa kita ikuti asalkan ada sebab
yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Penulis sangat sadar bahwa
makalah yang penulis susun ini sangatlah jauh dari sempurna dan perlu perbaikan
yang sangat banyak, maka dari itu penulis sangat mengharapkan berbagai kritik
dan saran yang membangun baik dari bapak dosen, teman –teman maupun semua
pembaca untuk membuat laporan ini semakin bagus kedepannya.
Komentar
Posting Komentar